Cari Blog Ini

Sabtu, 13 Oktober 2012

ADVOKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan , sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan . Istilah advokasi mula – mula digunakan dibidang hokum atau pengadilan . Advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan , bantuan , atau dukungan terhadap program kesehatan .

Menurut Wobster Encyclopedia advokasi adalah “act of pleading for supporting or recommending active espousal” atau tindakan pembelaan , dukungan , atau rekomendasi : dukungan aktif menurut ahli retorika ( foss and foss , et al : 1980 ) Advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran , rasionalisasi , argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal .

Menurut Johns Hopkins ( 1990 ) Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kabijakan publik melalui bermacam – macam bentuk komunikasi persuasip . Dari beberapa catatan tersebut , dapat disimpulkan secara ringkas , bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen , yang dilakukan secara persuasip dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat sehingga advokasi dapat diilustrasikan sebagai berikut

PROSES DAN ARAH ADVOKASI

Istilah Advocacy / Advokasi dibidang kesehaan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan . WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif menggunakan strategi pokok , yaitu :
1. Advocacy ( advokasi ) ,
2. Sosial support ( dukungan social ) ,
3. Empowermen ( pemberdayaan masyarakat ) .

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan . Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan ( policy makers ) atau pembuat keputusan (decision makers ) baik di institusi pemerintah maupun swasta .

ARUS KOMUNIKASI ADVOKASI KESEHATAN


Komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi tersebut efektif . Kiat – kiat agar komunikasi advokasi efektif antara lain sebagai berikut :
  1. Jelas ( clear ) : pesan yang akan disampaikan kepada sasaran harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas , baik isinya maupun bahasa yang digunakan .
  2. Benar ( correct ) : apa yang disampaikan ( pesan ) harus didasarkan kepada kebenaran .
  3. Konkret ( concrete ) : apabila petugas kesehatan dalam advokasinya mengajukan usulan program yang dimintakan dukungan dari pejabat terkait , maka harus dirumuskan dalam bentuk yang kongkrit ( bukan kira – kira ) atau dalam bentuk oprasional .
  4. Lengkap ( complete ) : timbulnya kesalah pahaman atau mis komunikasi adalah karena belum atau tidak lengkapnya pesan yang disampaikan kepada orang lain .
  5. Ringkas ( concise ) : pesan komunikasi harus lengkap , tetapi padat , tidak bertele – tele.
  6. Meyakinkan ( convince ) : Agar komunikasi advokasi kita diterima oleh para pejabat , maka harus meyakinkan .
  7. Kontekstual ( contextual ) : advokasi kesehatan hendaknya bersipat kontekstual , artinya pesan atau program yang akan di apokasikan harus diletakkan atau dikaitkan dengan masalah pembangunan daerah yang bersangkutan .
  8. Berani ( courage ) : seorang petugas kesehatan yang akan melakukan advokasi kepada para pejabat , harus mempunyai keberanian berargumentasi dan berdiskusi dengan para pejabat yang bersangkutan .
  9. Hati – hati ( coutious ) : meskipun berani , tetapi harus berhati – hati dan tidak boleh keluar dari etika berkomunikasi dengan para pejabat , hindari sikap ” menggurui ” para pejabat yang bersangkutan .
  10. Sopan ( courtous ) : disamping hati – hati , advokator harus bersikap sopan , baik sopan dalam tutur kata maupyn penampilan pisik , termasuk cara berpakaian .

PRINSIP DASAR ADVOKASI

Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik , tetapi mencakup kegiatan persuasip , memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi .
Tujuan advokasi yaitu :
  1. Komitmen politik ( political commicment ) Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan – peraturan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat , misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran kesehatan , contoh : konkrit pencanangan indonesia sehat 2010 oleh presiden . Untuk meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik .
  2. Adanya komitmen politik dari para eksekutif , maka perlu ditindak lanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut . dukungan kebijakan ini dapat berupa undang – undang , peraturan pemerintah atau peraturan daerah , surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun suasta .
  3. Penerimaan sosial ( socil acceptance ) : penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat . Suatu program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan , maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan .
  4. Dukungan sistem ( sistem suport ) Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang jelas mendukung .

METODE DAN TEKHNIK ADVOKASI
Metode atau cara dan tehknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam – macam :
  1. Lobi politik ( political lobiying ) Lobi adalah berbincang – bincang secara informal dengan para pejabat untuk mengimpormasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan .
  2. Seminar / presentasi : Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas sektoral .
  3. Media Advokasi media ( media adpocasy ) adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media , khususnya media masa .
  4. Perkumpulan ( asosiasi ) peminat Asosiasi atau perkumpulan orang – orang yang mempunyai minat atau interes terhadap permasalahan tertentu atau perkumpulan propesi , juga merupakan bentuk advokasi .

ARGUMENTASI UNTUK ADVOKASI

Meyakinkan para pejabat terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah mudah , memerlukan argumentasi yang kuat . Dibawah ini ada beberapa hal yang dapat memperkuat argumen dalam melakukan kegiatan aplikasi antara lain :
  1. Creadible : Credibilatas ( creadible ) adalah suatu sipat pada seseorang atau institusi yang menyebabkan orang atau pihak lain mempercayainya .
  2. Layak ( feasibel ) Artinya program yang diajukan tersebut baik secara tekhnik , politik , maupun ekonomi dimungkinkan atau layak .
  3. Relevan ( relevant ) Program yang diajukan tersebut paling tidak harus mencakup 2 kriteria , yakni : memenuhi kebutuhan masyarakat , dan benar – benar memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat .
  4. Penting dan mendesak ( urgent ) Artinya program yang diajukan harus mempunyai urgensi yang tinggi : harus segera dilaksanakan dan kalau tidak segera dilaksanakan akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi .
  5. Prioritas tinggi ( haigh priority ) Artinya program yang diajukan tersebut harus mempunyai prioritas yang tinggi
LANGKAH – LANGKAH ADVOKASI
  1. Tahap persiapan adalah Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan / materi atau instrumen advokasi . Bahan advokasi adalah : data  informasi  bukti yang dikemas dalam bentuk tabel , grapik atau diagram yang menjelaskan besarnya masalah kesehatan , akibat atau dampak masalah ,dampak ekonomi , program yang diusulkan /proposal program.
  2. Tahap pelaksanaan adalah Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.
  3. Tahap penilaian Untuk menilai keberhasilan advokasi dapat menggunakan indikaror sebagai berikut :
  • a. Softwer,misalnya : dikeluarkannya UU,PP,Perda,KepMen,SK Bupati,MOU,dsb
  • b. Hardwer,misalnya : meningkatkannya anggaran kesehatan,adanya

UNSUR DASAR ADVOKASI
  1. Penetapan tujuan advokasi, Sering sekali masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks,banyak faktor dan saling berpengaruh. Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan,advokasi perlu dibuat lebih spesifik.
  2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi, Adanya data dan riset untuk pendukung sangaat penting agar keputusan dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan benar.
  3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi, Bila isu dan tujuan telah disusun,upaya advokasi telah disususn,upaya advokasi harus ditunjukan bagi kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan,misalnya staf,penasihat,orang tua yang berpengaruh,media masa dan masyarakat.
  4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi, Khalayak sasaran berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang berbeda. Seorang tokoh politik mungkin termotivasi kalau dia mengetahui bahwa banyak dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu.
  5. Membangun koalisi, Sering kali kekuatan sebuah advokasi dipengaruhi oleh jumlah orang atau organisasi yang mendukung advokasi tersebut. Hal ini sangat penting dimana situasi dinegara tertentu sedang membangun masyarakat demokratis dan advokasi merupakan suatu hal yang relatif baru.
  6. Membuat persentasi yang persuasif, Kesempatan untuk mempengaruhu khalayak sasaran kunci sering sekali terbatas waktunya.
  7. Penggalangan dana untuk advokasi, Semua kegiatan termasuk upaya advokasi memerlukan dana.
  8. Evaluasi upaya advokasi, Untuk menjadi atvokator yang tangguh diperlukan unpan balik berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.

PENDEKATAN UTAMA ADVOKASI
Ada 4 pendekatan dalam advokasi :
  1. Melibatkan para pemimpin
  2. Bekerja dengan media masa
  3. Membangun kemitraan
  4. Memobilisasi massa.

3 komentar:

  1. keren, terima kasih banyak bantuannya

    BalasHapus
  2. NOAH, Gustin. 2013. ADVOKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN. Dikutip dari http://gustin74.blogspot.com/2012/10/advokasi-dalam-promosi-kesehatan.html. Diakses pada hari Rabu, 21 Oktober 2020.

    BalasHapus